Beberapa hari ini dunia telematika kita dihebohken oleh ulah hacker. Website Golkar dan Depkominfo dibobol hacker. Barangkali kita semua sudah pada mafhum jika kedua website tersebut pasti telah diberi pengaman yang berlapis-lapis dan dikerjaken pakar-pakar top di bidang IT. Tapi di atas langit masih ada langit, begitu kata engkong. Seorang ( atau lebih ) ternyata mampu menjebol website dua institusi penting di negeri ini.
Akan tetapi, Mas Guru tak hendak berbicara lebih jauh soal pembobolan di atas. Bukan karena enggan, tapi karena Mas Guru amat sangat ndak paham soal IT yang ndakik-ndakik. Bisa ngeblog gini saja sudah sangat bersyukur. Yang ingin Mas Guru tulisken di sini adalah bagaimana cara kedua instansi pemilik web tersebut bereaksi.Kalau fungsionaris Golkar terkesan sewot dengan ulah hacker ini, Menkominfo justru menampilken kedewasaan seorang yang bijak.
Seperti di lansir harian Antara terbitan 28-3-2008 dengan judul Golkar Laporkan Kasus Situs Bobol ke Polda, para fungsionaris Golar berencana melaporken kasus pembobolan tersebut ke Polda Metro Jaya, meski pun tampilan website mereka telah on line kembali secara normal. ( Beritanya lihat di sini ).
Bandingken dengan cara Cak Nuh menyikapi masalah yang sama. Sebagai seorang pakar IT yang memimpin departemen yang juga bagian mengurusi IT, mestinya teramat tersinggung dan malu ketika website departemennya dibobol hacker. Orang bisa bilang, ternyata M.Nuh itu Cuma segitu. Ini tentu sudah bisa bikin orang biasa marah besar.
Tapi, ternyata Cak Nuh, dengan kedewasaan seorang intelektual, bisa bersikap lembah, tidaj grusu-grusu dan tenang. Dia bilang, kekerasan jangan dilawan denga kekerasan. ( Beritanya baca di sini ). Meski telah tahu hackernya, tapi tidak ingin nguber-uber hacker tersebut. Andaikata banyak pejabat mau bersikap dewasa, pasti suasana negeri ini akan lebih sejuk.
No comments:
Post a Comment