Friday, August 21, 2009

Kebenaran


Orang sering tidak menerima kebenaran karena mereka tidak suka bentuknya di mana kebenaran itu diberikan kepada mereka. ( Tolstoy )

Jika kamu tahu kebenaran, atau mengira kamu tahu kebenaran, sampaikan kepada oarng lain dengan cara sesederhana mungkin, seiring perasaan kasih terhadap mereka. ( Tolstoy )

Kebenaran yang diungkapkan dengan kata-kata adalah kekuatan terbesar dalam hidup kita. Kita tidak memahami kekuatan ini sama sekali karena akibat-akibatnya tidak terlihat seketika. ( Tolstoy )

Gunaken pikiran yang baik dari orang-orang bijak; jika kamu tidak dapat menciptakan pikiran-pikiran baik dan bijak yang serupa, maka paling tidak jangan menyebarkan pikiran-pikiran yang salah. ( Tolstoy )

Jangan berkata kepada anak yang sedang kamu ajar bahwa ada kebenaran terakhir, jika kamu sama sekali tidak yakin terhadapnya. Melakukan hal semacam ini merupakan kejahatan yang besar. ( Tolstoy )

Minus Gaji Ke-13, Hakim Tipikor Merasa Dirugikan

JAKARTA - Hakim Pengadilan khusus Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) tak kunjung menerima gaji ke-13. Padahal, gaji ke-13 ini seharusnya diterima pada Juni 2009.

Hakim di pengadilan khusus yang terdiri dari hakim ad hoc dan hakim karier kemudian merasa was-was dan dirugikan akibat kebijakan yang tidak jelas dari pemerintah.


"Kami sudah tidak dapat lagi, kalau sudah seperti ini kami merasa dirugikan," kata salah satu hakim karir, Teguh Hariyanto saat dihubungi wartawan, Jumat (21/8/2009).

Pada tahun sebelumnya, gaji ke-13 diterima seluruh hakim di Pengadilan Tipikor dengan besar gaji pokok dalam satu bulan. "Ini berarti sudah telat tiga bulan," sambungnya

Selain Teguh, ketujuh hakim lainnya yakni, Kresna Menon, Moefri, Moerdiono, Gus Rizal, Martini Mardja, dan Sutiono juga diperlakukan serupa.

Permasalahan ini sendiri sudah dikonfirmasi ke bagian keuangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Namun, jawaban dari sana tak bisa menutup kegelisahan mereka.

"Mereka jawab nggak tahu, belum ada kabar juga," keluh Teguh.

Padahal, berdasar prestasi kerja, hakim di Pengadilan Tipikor mampu menjawab keraguan masyarakat mengenai penegakan hukum bagi koruptor di Indonesia. Maklum saja, pengadilan tersebut sudah menghukum banyak koruptor tanpa ada yang satupun yang dibebaskan

Sumber : okezone.com - 8/21/2009 6:03 AM Local Time

Komentar Mas Guru :
Begitulah Pak Hakim akibatnya kalo berani macem-macem sama para koruptor yang terhormat.
Bapak-bapak hakim yang mulia, keluhan Bapak-bapak pasti akan menjadi lagu terindah bagi koruptor-koruptor kita. Wallahualam bisawab.

Sunday, June 28, 2009

Akhir 2009 Seluruh Desa Terkoneksi Internet

Malang (ANTARA News) - Pada akhir tahun 2009, seluruh desa yang ada di Indonesia ditargetkan bisa terjangkau jaringan telekomunikasi bahkan terkoneksi dengan akses internet.

Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Prof. Dr. M. Nuh,Jumat, mengatakan, dari total desa yang belum terjangkau jaringan telekomunikasi sebanyak 31 ribu, pada akhir tahun 2009 dan paling lambat awal 2010 semua sudah tuntas jaringannya.

"Paling lambat awal tahun 2010 semua masyarakat pedesaan termasuk desa terpenci sekalipun sudah bisa menikmati jaringan telekomunikasi bahkan internet. Dan mereka juga sudah bisa mengoperasikannya," katanya di sela-sela peresmian akses intranet di rumah pintar Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Menurut mantan rektor ITS itu, untuk menyediakan jaringan (penyambungan) akses telekomunikasi dan internet tersebut disediakan anggaran sekitar Rp2 triliun pada tahun 2009.

Menkominfo berharap, setelah jaringan telekomunikasi tersambung di seluruh desa, yang menjadi pemikiran adalah keterjangkauan bagi masyarakat desa itu sendiri, sebab dari akses internet tersebut masyarakat bisa melakukan transaksi ekonomi antarmasyarakat.

Selain menyiapkan sambungan atau jaringan telekomunikasi, katanya, yang tidak kalah penting adalah isi (content) dari jaringan internet itu sendiri terutama yang berkaitan dengan e-education dan e-health.

Setelah semua desa tersambung dengan jaringan telekomunikasi dan internet, katanya, seluruh desa di Indonesia yang jumlahnya mencapai 72 ribu lebih itu ditargetkan memiliki rumah pintar lengkap dengan semua fasilitas penunjangnya termasuk jaringan internet.

Ia mengakui, saat ini Depkominfo bersama beberapa perguruan tinggi negeri (PTN) yakni ITB, UI, ITS, Unair dan Unpad serta ITS tengah mengkajia dan meneliti pengaruh internet terhadap sosial, ekonomi dan budaya di lingkungan masyarakat.

Penelitian tersebut, katanya, dalam kurun waktu enam bulan diharapkan sudah tuntas."Mudah-mudahan dalam beberapa bulan ke depan sudah selesai agar hasilnya bisa dijadikan acuan bagi kita untuk mengambil langkah selanjutnya," tegas M.Nuh.

Sumber : Antara

Komentar Mas Guru : Tentunya berita ini menggembiraken seluruh warga repiblik Endonesya. Betapa tidak, kata berita kalo orang yang biasa berinternet itu bisa jadi pandai, mudah berinteraksi dengan seluruh orang dari seluruh dunia dan bisa berstransaksi dengan mudah, cepat dan murah.
Pokoknya, kebijakan Pak Mentri di atas top deh. Tapi, mangsalahnya, apakah perlu melibatkan beberapa PTN untuk menyelidiki dampak internet itu bagi kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Bukankah sudah banyak hasil2 penelitian soal itu. Apa nggak sebaeknya PTN itu dilibatken untuk medidik masyarakat ndeso supaya bisa berinternet pada saat internet sudah masuk ndeso. Dan yang lebih penting,bagaimana caranya supaya penduduk ndeso itu bisa membeli internet yang sekarang ini belum begitu murah ?

Thursday, June 4, 2009

Coret Siswa yang Curangi UN, oh nasib....

Demikian judul berita harian Radar Malang edisi 3 Juni 2009. Isi berita tersebut secara garis besar adalah 3 institusi pendidikan tinggi negeri di Malang akan mencoret nama lulusan SMA yang telah melakuken kecurangan dalam Unas dari daftar PMDK. Karena yang disinyalir melakuken kecurangan ada 33 SMA, maka seluruh lulusan dari ke 33 SMA tersebut 'diharomken' masuk UB, UM dan UIN Maulana Malik Ibrahim.
Berita tersebut tentu cukup menyakitken bagi lulusan ke 33 SMA tersebut. Dan ancaman itu tidak hanya diperuntukken bagi siswa-siswa yang baru lulus doang. Siswa yang akan lulus di tahun-tahun mendatang juga tidak luput dari ancaman tersebut.

Rektor Universitas Brawijaya (UB) Prof Yogi Sugito kemarin mengatakan, ada siswa dari dua sekolah itu yang telah diterima di UB melalui jalur PSB (penjaringan siswa berprestasi). Sayang, untuk jumlahnya, Yogi belum tahu pasti. Yang jelas, karena menganggap telah melakukan tindakan tidak jujur, siswa tersebut tetap dicoret. "Bahkan, untuk beberapa tahun ke depan, UB tidak menerima siswa dari sekolah yang melakukan kecurangan itu," tandas pria asal Tulungagung tersebut. (Radar Malang edisi 3 Juni 2009).
Keputusan Pak Rektor UB itu kayaknya perlu dipertimbangken ulang, apalagi jika sampai siswa-siswa yang nggak ikut-ikutan curang - siswa-siswa yang lulus tahun-tahun mendateng - harus terkena getahnya.Harusnya Pak Rektor melihat, apakah dalem kasus kecurangan itu yang paling bersalah itu siswanya, termasuk siswa yang sekarang masih kelas X dan XI ?
Kalo hemat Mas Guru, kesalahan utama adalah pada gagasan unas sebagai satu-satunya ukuran kelulusan siswa. Kalo nggak ada unas, pasti nggak akan ada siswa yang berbuat curang dalam unas. Karena usaha mereka selama 3 tahun hanya dinilai melalui unas yang hanya berlangsung nggak sampai seminggu, ya masuk akallah kalo mereka lantas menghalalken segala cara untuk lulus.
Kesalahan yang kedua ya pada sekolahan yang siswa-siswanya nggak lulus 100 prosen itu. Mana mungkin seluruh siswa melakukan kecurangan secara berjama'ah kalo nggak difasilitasi ? Cuma Mas Guru nggak berani menuduh siapa 'aktor intelektual' yang memfasilitasi tersebut ? Yang jelas, hel yang mustahal kalo pihak sekolah nggak tahu kalo seluruh siswanya melakuken kecurangan secara berjama'ah.
Nah, karena pelaku 'kejahatan ini' banyak unsur yang mungkin terlibat, pantaskah jika hanya siswa doang yang harus menanggung dosa dan sengsaranya ?

Wednesday, May 6, 2009

Kasus Antasari Ashar : Dagelan Atau Kasus Kriminal ?

Dunia begitu terkejut ketika polisi Repiblik Endonesya telah menangkep Bos KPK Antasari Ashar dan segera menetapkannya sebagai tersangka pembunuhan Nasrudin Zulkarnain. Dan secara bersemangat KPK mengusulkan pencopotan Antasari sebagai Bos KPK. Berita-berita miring pun segera bertebaran menghiasi media masa kita untuk ikut-ikutan mengadili Antasari, seolah-olah Antasari sudah bersalah.

Kita seolah melupakan bahwa KPK di bawah Antasari telah berhasil mengungkap kasus-kasus korupsi kelas kakap. Bayangken, besannya SBY aja dia seret ke penjara.Itu semua seolah tidak ada artinya. Masyarakat seolah 'dipaksa' untuk percaya kalo Antasari adalah the Killer.

Dalam situasi yang nggak jelas seperti ini, ada baiknya kita juga menengok apa opini yang berkembang di media-media asing. Karena, menurut Mas Guru, dalam situasi seperti ini bisa jadi mereka lebih objektif. Salah satu contoh yang tidak diangkat oleh media cetak, bahwa menurut pengakuan adik Nasrudin di salah satu televisi, pada saat di bawah ke rumah sakit, selama 12 jam tidak ada tindakan medis diberiken kepada korban. Bahkan,menurut adik Nasrudin, saat itu dikatakan bahwa ICU sejakarta sudah penuh.

Berikut berita Antara yang mengangkat pemberitaan dari media luar negeri :

Dunia Kabarkan Penahanan Antasari Azhar


Jakarta (ANTARA News) - Selain menjadi berita utama pers dalam negeri, kabar penetapan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang kini nonaktif, Antasari Azhar, menjadi tersangka dalam kasus pembunuhan direktur satu BUMN, Nasrudin Zulkarnaen, juga diberitakan luas media internasional.

Harian Australia, The Sidney Morning Herald, hari ini, menurunkan judul "Indonesian anti-graft chief arrested for murder" (kepala lembaga anti korupsi Indonesia ditangkap karena pembunuhan), hampir sama dengan koran AS, Washington Post, yang merilis judul "Indonesia anti-corruption chief arrested in murder."

"Antasari Azhar yang memimpin serangkaian penyelidikan tingkat tinggi terhadap para pejabat dan lembaga pemerintah, telah menjadi tersangka namun membantah melakukan pelanggaran hukum," demikian Washington Post yang bersama harian Inggris, The Guardian, mengambil sumber sama dari Associated Press.

Indonesia, demikian The Post dan Guardian, menjadi salah satu negara paling korup di dunia, dan dengan janji pemberantasan korupsi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bisa memenangkan pemilu tahun 2004.

Dua koran ini melanjutkan, penangkapan para pejabat teras Indonesia oleh KPK telah mempertinggi peluang Yudhoyono untuk kembali terpilih pada Pemilihan Presiden Juli nanti.

Sementara itu mingguan Turki, Turkish Weekly, memberitakan Antasari telah ditetapkan menjadi tersangka karena kasus cinta segitiga yang berujung fatal dan karena satu plot pembunuhan yang dirancang intrik yang dibangun satu elite kekuasaan di Jakarta.

Dari Australia, koresponden Sidney Morning Herald di Jakarta, Tom Allard, mengutip sejumlah sumber, mengungkapkan bahwa Nasrudin telah memberi KPK informasi rinci mengenai kasus suap di perusahaannya sehingga dia mungkin dibunuh sejawatnya di perusahaan dan kemudian memasang perangkap terhadap Antasari.

Tom mewartakan, salah seorang eksekutor pembunuhan diketahui seorang warga Timor Timur yang pernah menjadi anggota milisi pro Indonesia dan sangat terlatih menembak. Selain itu, Tom menyebut hubungan Sigid Haryo Wibisono (SHW), komisaris Harian Merdeka, dengan Antasari.

"SHW adalah orang yang mempromosikan (Antasari) menjadi Ketua KPK. Dialah yang melobi DPR," lapor Tom mengutip Boyamin Saimin, teman Nasrudin.

Koran negara tetangga Singapura, The Straits Times, juga menurunkan berita penetapan Antasari menjadi tersangka dengan judul setengah bertanya, "Love Triangle in Murder Case?" atau "Cinta Segitiga dalam Kasus Pembunuhan?"

Selain mengutipkan keterangan Polri mengenai status Antasari dan ancaman hukuman mati terhadapnya jika Antasari terbukti bersalah, The Straits Times juga menyinggung kemungkinan Ketua KPK ini telah dijebak akibat kasus-kasus hukum tingkat tinggi yang ditangani lembaga pimpinannya.

Kasus ini telah mengeruhkan kembali suhu politik menjelang Pemilihan Presiden Juli nanti dalam mana Presiden Yudhoyono gencar mengampanyekan platform anti korupsi yang keras demi terpilihnya lagi sebagai Presiden RI untuk kedua kali sekaligus masa jabatan terakhirnya, demikian Straits Times.

Sumber : Harian Antara edisi 5 Mei 2009.

Sunday, April 26, 2009

Menjadi Oposisi yang Sehat

Usai pemilu legislatif, setelah semua partai hampir bisa memastiken jumlah perolehan suara yang mereka dapet, maka babak baru drama politik kita dimulai. Sejumlah partai mulai melakuken pendekatan-pendekatan dengan partai laen. Istilah mereka penjajagan kolalisi untuk persiapan pilpres mendatang. Perilaku memuakkan mulai timbul manakala partai-partai yang tidak punya visi sama ternyata bisa saling mepet untuk sekadar berbagi kekuasaan. Artinya, idealisme mereka pun digadaikan demi mendapet kue kekuasaan, yang disekitarnya berhamburan berbagai fasilitas.

Mas Guru jadi berpikir ternyata garis dan misi partai yang mereka gembar-gemborken selama pemilu legislatif kemaren hanya nggedobos alias nggedabrus. Bukan membela kepentingan rakyat yang mereka perjuangken, tapi kekuasaanlah yang mereka kejar.

Mestinya partai-partai yang diperkiraken ndak bisa menang di pilpres nanti ndak perlu mepet-mepet ke 'calon pemenang pilpres' jika saja mereka ndak kemaruk kekuasaan, apalagi jika visi dan garis perjuangan partainya ndak sama. Barangkali akan lebih gagah kalo mereka ini menyiapken diri menjadi partai oposisi yang nanti berperan sebagai kontrol bagi pemerintah. Ini akan lebih baek bagi kesehatan kehidupan negara kita.

Itulah inti dari gagasan yang dikemukaken oleh Jafar M. Sidik di harian Antara edisi Minggu, 26 April 2009.

Parpol Semestinya Juga Siap Menjadi Oposisi

Jakarta (ANTARA News) - Dari rangkaian manuver elite politik pada pekan-pekan terakhir setelah Pemilu Legislatif 2009 dilaksanakan, hanya sedikit partai politik yang berani menyiapkan skenario menjadi oposisi.

Yang justru mendominasi ruang publik adalah menyeret publik untuk bersetuju pada hanya pendekatan dan laku pragmatis nan seragam elite bahwa demokrasi dan kekuasaan itu melulu tentang memerintah.

Padahal, efektivitas politik tidak melulu dipahami dari sisi eksekusi kekuasaan yang adalah ranah eksekutif, namun juga bertalian dengan sistem pengawasan dan pilihan-pilihan dari fungsi legislatif sehingga eksekutif berada di relnya.

Untuk itu pula, mungkin menjadi tak terlalu tepat menyebut keberhasilan nasional sebagai hanya capaian eksekutif karena kontrol oposisi di parlemen juga berperan dalam membuat kebijakan menjadi lebih tepat sasaran dan terminimalkannya potensi penyimpangan.

Mengutip Gerald Schmitz dalam "The Challenge of Democratic Development: Sustaining Democratization in Developing Societies," oposisi akan menjamin keabsahan sistem demokrasi secara keseluruhan, selain menjaga pemerintah tidak keluar dari pakemnya, diantaranya konstitusi.

Gerald menyatakan, oposisi yang efektif akan menjamin hadirnya pemerintahan yang kuat, tetapi tentu saja bukan oposisi yang asal mengkritik kebijakan pemerintah.

Dalam kaitan ini, teorisi politik Waldemar Besson dan Gotthard Jasper menyatakan, kehadiran oposisi adalah untuk mencegah kelompok penguasa mengidentikan diri sebagai negara dan memaklumatkan bahwa tafsir penguasa mengenai kepentingan publik sebagai satu-satunya yang berlaku di masyarakat.

Dalam "Das Leitbild der Modernen Demokratie" terbitan 1965, kedua ilmuwan politik Jerman ini menyatakan, oposisi berperan dalam mendewasakan kehidupan politik lewat perannya sebagai kekuatan pencegahan, kekuatan alternatif dan pengawas sistem kebijakan.

Sebagai pencegahan, oposisi berperan dalam menghindari manipulasi kekuasaan dan mencegah kebebasan yang kebablasan berubah menjadi anarki dan despotis, sedangkan sebagai kekuatan alternatif, oposisi memberi rakyat pilihan-pilihan manakala sistem eksekusi kebijakan yang sedang berlaku tidak lagi menyuarakan mayoritas.

Fungsi terakhir, pengawasan dan supervisi pemerintahan, berarti bahwa oposisi berkemampuan mempengaruhi proses legislasi sehingga produk hukum didedikasikan untuk semua lapisan karena semua kesepakatan mengenai pensahan prodil hukum, membutuhkan persetujuan oposisi.

Fungsi terakhir ini bahkan memungkinkan kritik dan argumentasi yang disuarakan oposisi berperan penting dalam mencegah kebijakan yang diambil pemerintah tidak menjadi terkesan partisan.

Mendewasakan

Dari pandangan itu, adalah baik bagi parpol untuk mengajari publik bahwa kekuasaan efektif, pemajuan bangsa dan pendewasaan politik itu berkaitan dengan hadirnya oposisi yang kuat. Kekuasaan dan demokrasi yang berkualitas itu mensyaratkan hadirnya oposisi yang kuat.

"Semua pemerintahan memerlukan oposisi yang kuat," kata politisi terkenal Australia, Bob Carr, seperti dikutip AAP 16 Juni tahun lalu.

Perpolitikan Korea Selatan, Taiwan, Inggris, Jerman dan hampir semua negara Uni Eropa termasuk Turki, bahkan Brazil, menunjukkan bahwa oposisi yang kredibel dan berani menawarkan alternatif adalah jaminan bagi perkuatan politik madani dan masyarakat yang tercerdaskan sikap politiknya.

Hasil Pemilu Legislatif 9 April lalu sendiri, terlepas klaim sejumlah kalangan bahwa pemilu berlangsung curang, menunjukkan bahwa kedewasaan politik publik bertambah besar.

Meski lebih merupakan jawaban terhadap laku dan manuver pelaku politik selama ini, pada beberapa hal perpolitikan nasional mampu mendewasakan publik di mana orang kini berani mengoreksi jalannya perpolitikan lewat perubahan pilihan.

Fakta bahwa rakyat lebih memilih selibritis dan lambang partai --karena kuatnya asosiasi partai dengan tokoh atau sentimen kelompok-- bisa dianggap sebagai kritik terhadap fungsi parpol dan kelembagaan politik yang gagal menawarkan tokoh berkompetensi tinggi dan jika ada pun gagal dikomunikasikan kepada publik.

Dengan asumsi komposisi suara hasil pemilu konstan, maka terlihat ada peningkatan kedewasaan memilih, tetapi di sisi lain ada kecenderungan stagnasi dan bahkan degradasi kualitas politik, tak hanya menyangkut output tapi juga proses.

Saat hendak ditarik ke pragmatisme --diantaranya dengan maklumat berulang-ulang bahwa politik itu dinamis yang justru dipahami publik sebagai upaya menutup hasrat berburu kekuasaan-- sebagian besar rakyat malah menolaknya.

Fenomena tidak terpilihnya caleg yang hanya mengandalkan uang sehingga hanya menunjukkan kekerdilan berpolitik karena tanpa malu bantuan ditarik lagi begitu mengetahui suara tidak cukup, adalah bukti bahwa rakyat mehamami dan membaca apa yang bakal mereka dapatkan dari pilihannya.

Mereka kini tidak lagi memilih hanya untuk kepentingan satu dua hari, tetapi untuk keselamatan sosial, ekonomi dan politik jangka panjang mereka. Mungkin, tingginya angka golput berelasi dengan tumbuhnya pandangan kritis mengenai relevansi pilihan dengan jaminan masa depan itu.

Dalam kerangka ini pula, tidak berlebihan jika sekaranglah masanya bagi parpol dan elite politik untuk menunjukkan, meyakinkan dan makin mencerdaskan publik bahwa demokrasi adalah perpaduan antara kritik dan kerja, antara pengawasan dan mengeksekusi kebijakan, antara oposisi yang kredibel dan pemerintahan yang kuat.

Publik mesti diajak memahami bahwa, baik berkuasa maupun menjadi oposisi, adalah sama pentingnya dalam kerangka pemajuan kehidupan berdemokrasi.

"Menjadi oposisi, memperkuat kelembagaan di DPR, tidak kalah terhormat dengan menjadi lembaga eksekutif," kata Yudi Chrisnandy, kader Golkar, di sela rapat pimpinan nasional khusus Partai Golkar seperti dikutip Kompas.com, Kamis (23/4).


Friday, March 13, 2009

Misteri di Balik Kematian David Lagi

Misteri Kematian Mahasiswa RI di Singapura, Prof Chan Ingin Rebut Temuan David
TIBA-tiba muncul pikiran licik dari sang professor. Dia menyuruh David menyempurnakan lagi penelitiannya dan membawanya kembali. Baginya, David bagai tambang emas yang akan membuatnya kaya dan terkenal. Ia mulai berpikir merebut hasil penelitian luar biasa itu. David tak menyadarinya. Dia semakin bersemangat mendalami penelitiannya.

Ketika David kian serius menyelesaikan penelitiannya, Prof Chan mulai sibuk mencari orang yang bisa jadi saksi penelitian David untuk diakui sebagai miliknya. Dia membuka file dokumentasi para mahasiswa berprestasi. Ia teringat pada Zhou Zhang (24), asisten dosen yang diberhentikan dari kampus itu.

Zhou sangat gembira saat Prof Chan mengangkatnya sebagai asisten peneliti. Apalagi ibunya di Cina sedang sakit kanker dan butuh biaya berobat. Prof Chan bahkan menawarkan bantuan biaya pengobatan.

Di tempat lain, David sudah menyelesaikan penelitiannya. Lantaran gembira, dia mentraktir Angel makan di sebuah restoran hotel yang mahal. Angel terheran-heran. “Hehehe.. Tenang saja. Ini hanya sebagai bentuk perayaan. Kelak saya akan ajak kamu ke tempat yang lebih hebat lagi,”janji David.

Keesokan paginya, Prof Chan sudah mengingatkan David untuk membawa semua dokumen proses berjalannya penelitiannya dalam USB agar ia bisa meneliti langsung kelayakannya. Awalnya, David agak bingung, tapi Prof Chan meyakinkan bahwa ia hanya ingin mencoba dengan caranya agar penelitian David dianggap sah. Tanpa pikir panjang, David menyerahkan hasil penelitian itu dalam bentuk USB. Dia tiba di kampus pagi sekali, pukul 7, sesuai jadwal yang ditentukan Prof Chan.

Sebelum berangkat David mengirimkan pesan kepada Angel untuk bertemu di kampus, makan siang bersama.
***

Ketika tiba di lantai 4, David melihat Prof Chan sedang duduk, sehabis memotong apel. Profesor menyimpan pisau ke saku bajunya. David tak sadar sedang masuk jebakan. Setelah menerima USB, tiba-tiba Prof Chan berkata, “David, apakah kamu yakin ini penelitian kamu?” David menjawab, “Ya, tentu saya yakin. Memang kenapa Prof?”

“Apakah kamu tidak sedang mengambil penelitian seorang mahasiwa lain bernama Zhou? Dia adalah asisten dosen yang sudah dipecat. Ada kemiripan antara penelitian kamu,” tuding Prof Chan.

David terhenyak. “Mustahil..!” ucap David kesal. Kemudian Prof Chan menunjukkan dokumen di komputernya. David benar-benar tak percaya. Dia merasa tak mungkin ada orang lain punya pikiran sama persis dengan dirinya.

Prof Chan mulai menghina dirinya, bahwa masih banyak orang jenius di dunia. David mulai menyadari ada yang tak beres. Dia meminta kembali USB itu, tapi Prof Chan bertanya, “Untuk apa?” David bilang, “Saya ingin dikembalikan saja.”

Prof Chan menolak. Kata dia, USB itu akan dijadikan barang bukti bahwa David telah melakukan pelanggaran, menjiplak karya orang lain sebagai skripsinya. “Silakan saja. Saya tak takut. Saya akan buktikan itu tidak benar..!” tantang David sambil hendak keluar ruangan.

Melihat David tidak takut pada ancamannya, Prof Chan mengubah strategi. Dia menawarkan opsi lain berupa uang dalam jumlah banyak. David tetap menolak. Prof Chan emosi dan menghunuskan pisau ke punggung David. David berteriak minta tolong. Suaranya terdengar oleh Zhou yang akan memulai kerjanya hari itu.

David yang terluka, berusaha melawan. Tapi sebuah sabetan lagi mengenai lehernya. Dia tersungkur. Dengan tubuh berlumur darah, David membuka pintu dan keluar. Zhou berdiri tepat di depan pintu. Dia sangat terkejut. David terus berlari. Sempoyongan. Akhirnya terjatuh dari balkon lantai 4 dan langsung tewas.
Zhou sangat syok. Tapi Prof Chan memerintahkan dia masuk ruangan dan bertanya, “Kamu melihat semuanya?”Zhou membantah. Prof Chan mengancamnya, sehingga dia pun berjanji akan tutup mulut. Profesor licik itu memerintahkan Zhou menusuk punggungnya menggunakan pisau. Zhou menurut saja. Tusukan itu hendak dijadikan alibi seolah-olah David telah menyerangnya. eddy mesakh/tribun Batam

Sumber Surya

Komentar Mas Guru : ternyata propesor juga manusia, punya sikap licik,culas dan kejam. Kayak manusia laen yang ndak pernah makan sekolahan.

Saturday, March 7, 2009

Misteri di Balik Kematian David Hartanto Widjaja

Oh My God
Itulah komentar beberapa pembaca media Singapura setelah kematian Zhou ditemuken tewas tergantung di balkon apartemennya di Block 101C Nanyang Heights pada Jumat, 6 Maret malam. Apartemen tersebut didiami para staf dan mahasiswa lulusan NTU. Peristiwa ini terjadi hanya berselang beberapa hari dari kematian misterius mahasiswa Indonesia, yang juga mantan pemenang olimpiade matematika, David Hartanto Widjaja. Kontan saja kematian Zhou ini bikin banyak orang menduga-duga apakah ada kaitan antara kematian keduanya.
Sebagai orang yang tinggal di Endonesya, kita tentu sulit memastiken hal itu. Pasalnya, kita hanya mengikuti urusan kematian David hanya dari media masa doang. Tidak bisa mengikuti secara langsung. Dan, dipersulit lagi, banyak hal ditutup-tutupi sekitar kematian David ini. Barangkali yang bisa kita lakuken hanyalah sekedar berdoa seraya mendesak KBRI untuk pro aktif memantau kematian warga kita itu.


Berikut ini Mas Guru cukilkan pengungkapan fakta dari mantan temen David, dengan harapan kita bisa mendapatken gambaran yang lebih objektip.

Judulnya : Kebenaran Yang Tidak Diungkap di Media dalam Kasus David Hartanto
Hari ini (5/3-09) saya dan temen2 SD/SMP yang seangkatan sama David Hartanto (Ming2) kita sama2 main kerumah keluarga Hartanto, sekedar untuk menyampaikan bela sungkawa, serta mencari kebenaran yang sesungguhnya karena kami tahu kalau David tidak akan melakukan hal-hal yang seperti diberitakan oleh media. Disana kami disambut oleh kakak David, dan orangtuanya, kebetulan kami datang bersamaan dengan keluarga besar Hartanto, jadi kami lebih banyak mengobrol dengan kakak David, yaitu William Hartanto, atau dulu dikenal teman2 seangkatannya dengan panggilan Weha.

Semakin lama mendalami kasus ini, makin banyak keanehan yang terbuka, dan untuk adanya pemberitaan yang mulai menunjukkan kebenaran, kami berterima kasih untuk rekan David di NTU yaitu edwin, kami tahu dia mempertaruhkan gelar sarjananya demi mengungkap kebenaran, karena itu kami juga mau membantu menyebarkan kabar yang sesungguhnya -walaupun terus ditutupi dan dihalangi oleh pihak NTU-

Kejanggalan-kejanggalan yang ada:
1. Munculnya berita bahwa David menyerang Profesor Chan Kap Luk, lalu bunuh diri, padahal tidak ada bekas sayatan di pergelangan tangan seperti yang diberitakan, lalu darimana muncul berita tersebut? Untuk apa dimunculkan berita palsu bahwa David menyayat pergelangan tangannya?

2. Saat keluarga tiba disana senin malam setelah kejadian, keluarga ingin langsung melihat jenazah David, namun dihalangi oleh pihak2 tertentu, dengan alasan sudah peraturan, tentu saja keluarga harus menurut, apalagi saat itu keluarga masih syok. Lalu saat diizinkan melihat kondisi jenazah keesokan harinya, keluarga hanya diizinkan untuk melihat jenazah bagian leher ke atas, sedangkan bagian tubuh yang lain telah ditutupi plastik. Keluarga Hartanto juga telah mengkonfirmasikan ke pihak polisi Singapura, tidak ada luka di bagian pergelangan tangan. Saat itu keluarga Hartanto juga melihat di bagian leher depan (daerah leher dibawah bahu) terdapat banyak plesteran luka.

Pertanyaannya. Untuk apa keluarga Hartanto menunggu 1 hari untuk melihat jenazah keluarga kandung mereka sendiri? Mengapa jenazah harus ditutupi oleh plastik? Apakah benar ada peraturan seperti itu? Atau hanya karangan pihak2 tertentu saja untuk menutupi kenyataan? Darimana asal luka di leher? Mengapa jenazah David terlihat berdarah cukup parah di bagian bokong?

3. Saat keluarga tiba di TKP senin malam, karena tidak diizinkan untuk melihat jenazah, keluarga datang ke NTU untuk melihat TKP, namun saat sampai, polisi tidak menemukan satupun bekas darah ataupun police line. Hebat bukan? Hanya dalam waktu sekitar 7 jam sejak waktu kejadian, TKP telah bersih total, adakah alasan untuk buru2 membersihkan TKP?

4. Lalu keluarga datang melihat kamar David, dan apa yang ditemukan? Ternyata semua peralatan komputer yang ada di kamar David semua MENYALA. Apakah seorang yang mau bunuh diri akan menyalakan semua peralatan komputernya? Bahkan menurut kesaksian seorang teman, account MSN David masih menyala. Apakah hal ini terlihat seperti David mau mengakhiri hidupnya? Bahkan dia masih bermain game online sampai jam 2 pagi di hari kejadian bersama teman yang tadi menjenguk keluarga David.

5. Pada ruangan profesor tertinggal tas David yang biasa dia bawa, dan tebak apa yang dia bawa dalam tasnya? Sebuah handuk dan botol air mineral 1,5 L. (Semua yang mengenal Ming2 pasti tahu, dikelas, sejak SD, Ming2 selalu membawa handuk, bahkan kadang dikalungkan di leher saat berada di kelas, dia juga selalu membawa air minum yang banyak karena mamanya selalu berpesan untuk banyak mengkonsumsi air). Apakah seorang yang mau membunuh, lalu bunuh diri, akan membawa barang seperti itu? Akan jauh lebih mudah untuk membawa sebilah pisau yang besar (lebih besar dari pisau berukuran 10cm yang muncul di TKP, yang entah milik siapa).

6. Keluarga dihalang-halangi saat hendak bertemu dengan Profesor Chan Kap Luk,dengan alasan, saat itu dia sedang di ICU, dan kenyataannya? Hari rabu sang Profesor telah keluar dari rumah sakit. Apakah ada catatan seorang yang menderita luka tusukan parah yang harus masuk ICU, dapat keluar dari rumah sakit dalam tidak sampai 2 hari? Benarkan sang Profesor terluka? Atau hanya membaca koran sambil bersantai di ICU?

7. Saat keluarga ingin bertemu dengan "saksi mata" yang melihat David melompat dari lantai 4, pihak NTU menghalangi dengan alasan hal itu harus dirahasiakan.Oke, kalau begitu, darimana kita tahu kalau benar2 ada orang yang melihat kalau David benar2 melompat, bukannya terjatuh ataupun dijatuhkan orang?

8. Data tentang David dan FYP (Final Year Project) nya telah dihapus dari database NTU. Hanya dalam 2 hari, NTU langsung menghapus data topik FYP yang sedang David kerjakan, adakah alasan khusus dibalik keterburu-buruan pihak NTU untuk menghapus data tersebut? Tidakkah ada rasa ingin mengenang salah satu mahasiswa berprestasinya, alih-alih langsung menghapus data, seakan David tidak pernah kuliah disana?

Di bawah ini adalah alamat google cache dari page yg membuktikan hal tersebut di atas:
as it appeared on 1 Mar 2009 23:00:13 GMT
Lihat nomer 208
Link

bandingkan dengan link saat ini:
Link

9. Polisi Singapura menahan Laptop milik David dan akan dikembalikan setelah penyelidikan selesai. Untuk apa?

10. Pisau yang ada di TKP, dilaporkan berasal dari hall 4, itu hasil investigasi? Atau hanya karangan? Seorang teman di NTU berkata bahwa biasanya seorang dosen memiliki pisau kecil di ruangannya yang biasa digunakan untuk memotong buah. Jadi? Itu pisau milik David Hartanto atau Chan Kap Luk?

11. Waktu kejadian adalah sekitar jam 10.45 waktu Singapura hari Senin, apakah tidak terdengar aneh jika hanya sedikit sekali mahasiswa yang ada dan menyaksikan kejadian? Adakah tekanan dari pihak NTU untuk tutup mulut?

12. Senjata yang ditemukan -pisau buah 10cm- ditemukan tanpa gagang,dimanakah gagangnya? Mengapa tidak dilakukan analisa sidik jari? Jelas tidak mungkin menusuk seseorang tanpa menggunakan gagang pisau, jadi entah siapapun yang menusuk siapa, pasti ada gagangnya, namun pemberitaannya belum jelas.

Pemberitaan miring yang disebutkan media pun tidak berdasar, berikut klarifikasinya:

1. David berniat membunuh Profesornya lalu bunuh diri meloncat. Di dalam ruangan tersebut hanya ada David dan Profesor, David telah tiada, dan kesaksian yang bisa didengarkan hanyalah dari Profesor, darimana kita tahu kalau kesaksian tersebut benar? Tanpa bukti2 yang cukup, kesaksian Profesor tersebut tidak bisa dijadikan alasan untuk menyalahkan David.

2. David dikatakan stress karena beasiswanya dicabut, bahkan dia salah sasaran,yaitu mengamuk ke dosen pembimbingnya. Tidakkah hal itu terdengan sangat aneh? David sangat tahu dengan jelas bahwa beasiswanya diberhentikan karena prestasinya menurun, bukan salah Profesor itu. Pihak keluarga telah diberitahu sejak hari pertama diberitahukan bahwa beasiswanya diberhentikan, dan pihak keluarga menerima, dan mampu untuk membayarnya, David juga bersikap biasa2 saja tentang pemberhentian beasiswanya. Bagi yang mengenal dia, tentu tahu bahwa dia orang yang sangat cuek, hal ini juga dapat dilihat dari post edwin.

3. Dikatakan pula, bahwa David depresi karena tidak mampu menyelesaikan FYPnya. Seorang rekan David disana menyatakan bahwa FYP David hampir selesai. Dia tidak pulang ke Indonesia pada akhir semester lalu, karena ingin berkonsentrasi menyelesaikan FYPnya. Bagi yang mengenal David, apalagi kami teman sekolahnya, tentu tahu, David sejak dulu memang ketagihan game, tapi 1 hal, dia selalu mengerjakan tugas dan PRnya dengan baik, tanpa bantuan orang lain apalagi menyalin hasil pekerjaan orang lain. Jadi, jika dikatakan dia menyerang dosen pembimbingnya karena FYPnya tidak selesai, hal itu benar2 tidak masuk diakal.

4. David diberitakan pula menghilang dari pergaulan selama kurang lebih 1 minggu sebelum kejadian, namun keluarga David tahu yang sebenarnya, David sedang berkonsentrasi untuk menyelesaikan FYPnya, jadi pernyataan bahwa David menghilang dari pergaulan karena sedang depresi dan ingin membunuh itu sangat tidak valid, karena saat itu dia banyak chatting dengan kakaknya, bahkan bermain game online bersama temannya di Indonesia. Terlihat seperti orang depresi yang mau membunuh dosennya? Tidak sama sekali!

Saat ini fakta-fakta yang muncul setelah menyingkirkan pemberitaan media adalah:
1. David meninggal jatuh dari lantai 4, tanpa luka sayatan di pergelangan tangan, dan dengan luka di bagian leher, serta bagian bokong berlumuran darah.
2. Sang Profesor keluar dari rumah sakit dalam 2 hari, tanpa kejelasan dan foto apakah dia terluka atau tidak.
3. Pisau tidak jelas berasal darimana, dan ditemukan tanpa gagang.
4. Pihak universitas menutup-nutupi kejadian ini.

Spekulasi dan kemungkinan-kemungkinan:

Apakah benar David menyerang profesor saat dia sedang membungkuk menghadap ke layar komputer? Jika itu benar, maka tidak mungkin saat ini profesor tersebut telah pulang ke rumahnya dalam 2 hari sejak kejadian.

Apakah sang profesor tersebut yang justru menyerang David?
Tidak tahu, namun jika ya, apa motifnya?

Saat ini santer beredar di Singapura kabar bahwa sang Profesor ingin merebut FYP milik David. Hal ini didukung oleh kesaksian teman David yang mengatakan FYP David hampir selesai. Apakah mungkin seorang dosen dan Profesor dari universitas terkemuka di negara maju mau merebut FYP milik mahasiswanya sendiri? Apakah ini motif sesungguhnya? Kita tidak tahu!

Apakah ada orang ketiga dalam kasus ini?
Kita tidak juga tahu.

Ming, saat ini lo udah gak ada, gak ada lagi yang bisa kita lakukan buat lo, selain pulihin nama baik lo, dan menyatakan kebenaran, lo istirahat yang tenang aja disana.

RIP, ming.

Kabarkan ini ke teman-teman, saudara, dan copylah tulisan saya ini di blog/forum/facebook/friend
ster anda.

Salam.
Klemens A.

Friday, February 20, 2009

Korupsi Di Atas Korupsi

Kekhawatiran akan timbulnya korupsi baru atas barang 'sitaan' dari para koruptor kembali terjadi. Hal ini dikemukaken oleh ICW. Maklum, sebelumnya kasus seperti ini sudah pernah terjadi, saat penanganan kasus korupsi BLBI.

Saat itu, barang-barang, sebagai pengganti utang, dari para debitur kurang ajar ditaksir dengan harga cukup tinggi oleh para tukang taksir yang menangani kasus tersebut. Karena juru taksir yang ngawur ini, negara kembali dirugiken lagi. Nah, supaya kasus demikian tidak terjadi lagi pada saat menangani barang-barang yang diserahken oleh para koruptor yang telah tertangkep, maka mekanisme penentuan harga barang yang diserahken itu harus dibikin transparan.

ICW: Penyerahan Aset Koruptor Rawan Dimanipulasi

Jakarta (ANTARA News) - LSM Indonesia Corruption Watch (ICW) mengemukakan, penyerahan aset yang terkait dengan sejumlah kasus korupsi di Tanah Air rawan untuk dimanipulasi.

"Penyerahan aset rawan dimanipulasi karena bukan tidak mungkin aset yang diberikan oleh tersangka adalah aset bodong atau aset hasil mark-up (nilainya telah dinaikkan)," kata Anggota Badan Pekerja ICW Emerson Yuntho kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Menurut Emerson, praktik seperti ini sering terjadi dalam beberapa kasus korupsi terkait dana Bantuan Likuidasi Bank Indonesia (BLBI).

Ia memaparkan, sebagian besar dari aset yang dijaminkan oleh debitur BLBI pada saat dijual, ternyata nilainya dapat merosot jauh. "Aset yang dijamin pada saat penentuan nilai jualnya ternyata bisa anjlok sampai sekian persen," katanya.

ICW memperkirakan bahwa nilai penjualan dari sejumlah aset tersebut bahkan sampai ada yang menurun sebesar 70 persen.

Sementara itu, Koordinator ICW Danang Widoyoko mengatakan, penghitungan kerugian negara rawan terhadap perbedaan penafsiran. Perbedaan itu bisa terjadi baik antara pihak kejaksaan, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), maupun pengadilan.

"Karena itu, hal penting yang harus diperhatikan pemerintah adalah siapa yang seharusnya menghitung serta bagaimana dan ukuran apa yang dilakukan dalam menghitung kerugian negara itu," katanya.

ICW berpendapat bahwa agar tidak terjadi perbedaan penafsiran maka selayaknya penghitungan kerugian negara lebih baik dilakukan di persidangan.

Sumber : Antara