Tampaknya tidak hanya Endonesya dan negara-negara timur tengah yang tidak berdaya menghadapi 'kesaktian' Amerika'. Negara yang terbilang cukup maju pun pemerintahnya juga ndak berdaya menghadapi tekanan Paman Sam.
Tuntut Hak Sehat
SEOUL - Protes warga Korea Selatan (Korsel) atas keputusan pemerintah mencabut larangan impor daging sapi AS tak kunjung mereda. Bahkan, pemrotes terkesan meluas dari hari ke hari. Pelajar, petani, pekerja, bahkan ibu rumah tangga kini ikut beraksi.
Kemarin (31/5), kembali, ribuan warga Korsel berdemo mendesak pemerintah membatalkan rencana impor daging sapi AS. "Dalam aksi kemarin, warga juga mendesak Presiden Lee Myung-bak yang baru naik jabatan pada Februari lalu mengundurkan diri," lapor kantor berita Yonhap.
Tak hanya warga biasa, partai-partai oposisi pun mulai ikut beraksi. Mereka meminta Pengadilan Konstitusi menyatakan kebijakan pemerintah atas sapi AS itu melanggar hak rakyat atas kesehatan. "Pengadilan sedang menangani kasus ini," kata hakim Kim Bok-ki. Sebagian partai bahkan menuntut seluruh anggota kabinet Lee mundur.
Korsel melarang impor daging saat kasus sapi gila pertama merebak di AS pada Desember 2003. Dua kasus serupa juga ditemukan di AS setelah itu. Sebelum pelarangan tersebut, Korsel tercatat sebagai pasar luar negeri terbesar ketiga untuk daging sapi AS. Tahun lalu, perjanjian yang baru mengizinkan impor terbatas. Tapi, izin tersebut kembali dibatalkan saat ditemukan bahan terlarang dalam pengiriman daging-daging itu.
Karena itu, warga dibuat kaget saat pemerintah berencana mencabut larangan tersebut pada April lalu. Sejak itu, seolah tiada hari tanpa aksi. Presiden Lee juga sudah meminta maaf secara resmi atas kebijakan tersebut.(AFP/AP/dia/soe)
Sumber : Jawa Pos
Agaknya dunia perlu penataan dan perimbangan kekuatan baru. Ini tidak bisa jika mengharap kepada pemerintah sendirian. Harus didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat bangsa-bangsa yang tidak berdaya menghadapi kemauan negara super poower tersebut.
Tuntut Hak Sehat
SEOUL - Protes warga Korea Selatan (Korsel) atas keputusan pemerintah mencabut larangan impor daging sapi AS tak kunjung mereda. Bahkan, pemrotes terkesan meluas dari hari ke hari. Pelajar, petani, pekerja, bahkan ibu rumah tangga kini ikut beraksi.
Kemarin (31/5), kembali, ribuan warga Korsel berdemo mendesak pemerintah membatalkan rencana impor daging sapi AS. "Dalam aksi kemarin, warga juga mendesak Presiden Lee Myung-bak yang baru naik jabatan pada Februari lalu mengundurkan diri," lapor kantor berita Yonhap.
Tak hanya warga biasa, partai-partai oposisi pun mulai ikut beraksi. Mereka meminta Pengadilan Konstitusi menyatakan kebijakan pemerintah atas sapi AS itu melanggar hak rakyat atas kesehatan. "Pengadilan sedang menangani kasus ini," kata hakim Kim Bok-ki. Sebagian partai bahkan menuntut seluruh anggota kabinet Lee mundur.
Korsel melarang impor daging saat kasus sapi gila pertama merebak di AS pada Desember 2003. Dua kasus serupa juga ditemukan di AS setelah itu. Sebelum pelarangan tersebut, Korsel tercatat sebagai pasar luar negeri terbesar ketiga untuk daging sapi AS. Tahun lalu, perjanjian yang baru mengizinkan impor terbatas. Tapi, izin tersebut kembali dibatalkan saat ditemukan bahan terlarang dalam pengiriman daging-daging itu.
Karena itu, warga dibuat kaget saat pemerintah berencana mencabut larangan tersebut pada April lalu. Sejak itu, seolah tiada hari tanpa aksi. Presiden Lee juga sudah meminta maaf secara resmi atas kebijakan tersebut.(AFP/AP/dia/soe)
Sumber : Jawa Pos
Agaknya dunia perlu penataan dan perimbangan kekuatan baru. Ini tidak bisa jika mengharap kepada pemerintah sendirian. Harus didukung sepenuhnya oleh seluruh rakyat bangsa-bangsa yang tidak berdaya menghadapi kemauan negara super poower tersebut.
No comments:
Post a Comment