Saturday, June 21, 2008

Orang Miskin Dilarang Kuliah

Tampaknya era otonomi kampus yang semakin luas bisa dimanfaatken sebaek-baeknya dan sekreatif-kreatifnya oleh para pengelola PTN di Malang. Selain menerima mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN), para PTN itu juga membuka pintu bagi para calon mahasiswa tersebut melalui jalur Seleksi Program Minat dan Kemampuan (SPMK).

Jalur yang kedua itu keliatannya akan menjadi sarana sumur rezeki bagi para pengelola PTN. Karena melalui jalur tersebut, mereka memiliki keabsahan untuk mengeruk dana masyarakat sebesar-besarnya.


SPMK = Swasta-nya PTN

Stand informasi di lokasi pendaftaran Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN) kemarin diserbu calon mahasiswa. Tiga stand itu, terdiri dari stand Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Brawijaya (UB). Rata-rata pendaftar mulai menanyakan biaya yang harus dikeluarkan jika mereka diterima di perguruan tinggi negeri yang ada di Malang itu.
‘’Untuk siap-siap saja, supaya nanti jika diterima sudah bisa menyiapkan berapa yang harus dibayarkan. Apalagi kita jauh di Kediri, jadi biar tidak bolak-balik,’’ ungkap Suryani, orang tua yang mengantarkan anaknya kemarin.

Di stand UB, panitia pun sudah menyiapkan rincian biaya kuliah jika menempuh jalur SNMPTN maupun jalur Seleksi Program Minat dan Kemampuan (SPMK). Dimana untuk jalur SPMK biaya lebih tinggi hampir satu setengah kali biaya jalur SNMPTN.

‘’Calon mahasiswa yang mendaftar melalui jalur SPMK memang harus siap menanggung sendiri biaya kuliahnya. Karena di jalur ini tidak ada subsidi dari pemerintah. Berbeda dengan jalur SNMPTN,’’ tegas Humas UB HMS Farid Atmadiwirja yang kemarin bertugas di stand informasi.

Lebih lanjut Farid merinci perbedaan biaya untuk Fakultas Kedokteran misalnya di jalur SNMPTN total biaya masuk untuk Pendidikan Dokter Rp 19,9 juta, sementara untuk jalur SPMK total biaya masuk Pendidikan Dokter Rp 132,9 juta.

Jalur SNMPTN memang jauh lebih murah, apalagi pada semester ke dua dan selanjutnya mahasiswa juga bisa membayar SPP sesuai dengan kemampuannya yang ditetapkan sebagai SPP proporsional. Yang besarannya mulai dari 0 rupiah sampai Rp 2,4 juta.

Sementara itu sampai hari kedua pendaftaran SNMPTN Lokal Malang yang berlangsung di Sasana Samanta Krida UB kemarin formulir yang telah terjual sebanyak 5.088 formulir pendaftaran. Terdiri dari, 1.893 formulir IPA, 1.976 IPS, dan 1.219 IPC. Untuk kemarin saja, total terjual 3.066 formulir, terdiri dari 1.041 IPA, 1.236 formulir IPS, dan 789 IPC.

Kemarin masih banyak dilakukan pembelian formulir secara kolektif, baik oleh sekolah-sekolah maupun lembaga-lembaga bimbingan tes dari luar kota. Sementara itu untuk pengembalian formulir masih belum banyak.

‘’Yang mengembalikan formulir baru ratusan saja jumlahnya, sementara yang beli sudah ribuan,’’ tutur salah seorang panitia bagian penerimaan formulir.
Proses penjualan formulir masih akan berlangsung hingga tanggal 27 Juni 2008, sedangkan pengembalian formulir hingga tanggal 28 Juni 2008.

Rupanya, kesibukan transaksi pembayaran formulir hari ini sempat merepotkan jaringan internet Bank Mandiri yang melayani proses pembayaran SNMPTN 2008. Beberapa cabang menyatakan ‘offline’, tidak dapat melayani transaksi elektronik untuk pembayaran. Akhirnya pihak Bank Mandiri menempuh kebijakan, menerima pembayaran tersebut dengan tanda terima secara manual. (oci/avi) (Rosida/malangpost)

Sumber : http://indonesianic.wordpress.com/2008/06/19/spmk-swasta-nya-ptn/
Dengan begitu maka orang miskin di Endonesya ndak boleh sakit ( karena biaya rimah sakit mahal ) dan ndak boleh punya cita-cita kuliah. Fasilitas-fasilitas itu hanya buat orang-orang berduit saja, ndak peduli apakah duitnya halal atau hasil mengkorupsi uang rakyat yang sebagian besar telah menjadi miskin.
Selaen itu, kita juga akhirnya mengerti bahwa otonomi itu artinya segala macem hal menjadi lebih mahal.

No comments: