Monday, May 19, 2008

Itulah Indonesia

Konon, ada sebuah negeri yang suka membiarkan berbagai masalah muncul. Baru setelah ada ekses dari masalah tersebut, barulah pejabat-pejabat kalang kabut mencari penyelesaian. Jika tidak timbul ekses, maka masalah yang ada akan dibiarkan terus, sampai hilang sendiri diterpa angin. Barangkali demikian pikiran para pejabat kita yang tak mampu melakukan langkah-langkah antisipatif.

Berikut ini merupakan sebuah contoh berita, bagaimana seorang pejabat, pejabat pusat lagi, tergopoh-gopoh dan kalang-kabut membenahi jalan raya yang bolong-bolong setelah Sophan Saphian terjungkar hingga meninggal. Jalanan itu sudah lama bolong-bolong, namun, barangkali sengaja dibiarkan saja.
Berikut beritanya :

Lubang yang Menewaskan Sophan Langsung Ditambal


NGAWI - Sophan Sophiaan menjadi tumbal perbaikan jalan rusak antara Ngawi dan Mantingan. Lubang besar di Kedung Galar, Mantingan, yang membuat motor Harley-Davidson Electra Glide milik Sophan terpelanting kemarin (18/5) langsung ditambal pemerintah.

Kepala Bidang Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Zamharir Basyuni menjelaskan, pihaknya diperintah pusat untuk menambal jalan rusak tersebut. Pembenahan jalan itu dilaksanakan Sabtu pukul 14.30.

Bukan hanya lubang itu yang dibenahi. Ada sejumlah titik antara Ngawi hingga Mantingan yang ditambal. Total ada 28 titik jalan rusak, tapi baru sebagian yang bisa ditangani.

Sisa kerusakan yang masih tersebar antara Caruban-Ngawi-Mantingan akan diperbaiki secara tambal sulam sembari menunggu dana berikutnya turun. "Pada 2008 ini, kami hanya mendapat anggaran untuk perbaikan sekitar 12 kilometer jalan arah Jatim-Jateng," kata Zamharir.

Kerusakan jalan di Ngawi cukup parah karena pernah terendam banjir akhir tahun lalu. Di Jururejo, warga sudah memberi ranting tanaman untuk menutup lubang jalan yang terlalu besar. "Sebab, lubang itu sering membuat sepeda motor terperosok," jelas Agus Rohadi, warga Ngawi.

Selain itu, Jembatan Jrubong juga ambrol dan sampai sekarang masih diperbaiki. Di Paing, aspal juga amblas, sehingga membuat jalur jalan dipindahkan untuk kendaraan berat. Kendaraan bertonase besar yang melintasi Ngawi-Solo dan sebaliknya dilarang melewati Ngawi-Caruban, namun diarahkan ke jalur Geneng-Maospati menuju Madiun.

Sumber :Jawa Pos



No comments: