Friday, March 13, 2009

Misteri di Balik Kematian David Lagi

Misteri Kematian Mahasiswa RI di Singapura, Prof Chan Ingin Rebut Temuan David
TIBA-tiba muncul pikiran licik dari sang professor. Dia menyuruh David menyempurnakan lagi penelitiannya dan membawanya kembali. Baginya, David bagai tambang emas yang akan membuatnya kaya dan terkenal. Ia mulai berpikir merebut hasil penelitian luar biasa itu. David tak menyadarinya. Dia semakin bersemangat mendalami penelitiannya.

Ketika David kian serius menyelesaikan penelitiannya, Prof Chan mulai sibuk mencari orang yang bisa jadi saksi penelitian David untuk diakui sebagai miliknya. Dia membuka file dokumentasi para mahasiswa berprestasi. Ia teringat pada Zhou Zhang (24), asisten dosen yang diberhentikan dari kampus itu.

Zhou sangat gembira saat Prof Chan mengangkatnya sebagai asisten peneliti. Apalagi ibunya di Cina sedang sakit kanker dan butuh biaya berobat. Prof Chan bahkan menawarkan bantuan biaya pengobatan.

Di tempat lain, David sudah menyelesaikan penelitiannya. Lantaran gembira, dia mentraktir Angel makan di sebuah restoran hotel yang mahal. Angel terheran-heran. “Hehehe.. Tenang saja. Ini hanya sebagai bentuk perayaan. Kelak saya akan ajak kamu ke tempat yang lebih hebat lagi,”janji David.

Keesokan paginya, Prof Chan sudah mengingatkan David untuk membawa semua dokumen proses berjalannya penelitiannya dalam USB agar ia bisa meneliti langsung kelayakannya. Awalnya, David agak bingung, tapi Prof Chan meyakinkan bahwa ia hanya ingin mencoba dengan caranya agar penelitian David dianggap sah. Tanpa pikir panjang, David menyerahkan hasil penelitian itu dalam bentuk USB. Dia tiba di kampus pagi sekali, pukul 7, sesuai jadwal yang ditentukan Prof Chan.

Sebelum berangkat David mengirimkan pesan kepada Angel untuk bertemu di kampus, makan siang bersama.
***

Ketika tiba di lantai 4, David melihat Prof Chan sedang duduk, sehabis memotong apel. Profesor menyimpan pisau ke saku bajunya. David tak sadar sedang masuk jebakan. Setelah menerima USB, tiba-tiba Prof Chan berkata, “David, apakah kamu yakin ini penelitian kamu?” David menjawab, “Ya, tentu saya yakin. Memang kenapa Prof?”

“Apakah kamu tidak sedang mengambil penelitian seorang mahasiwa lain bernama Zhou? Dia adalah asisten dosen yang sudah dipecat. Ada kemiripan antara penelitian kamu,” tuding Prof Chan.

David terhenyak. “Mustahil..!” ucap David kesal. Kemudian Prof Chan menunjukkan dokumen di komputernya. David benar-benar tak percaya. Dia merasa tak mungkin ada orang lain punya pikiran sama persis dengan dirinya.

Prof Chan mulai menghina dirinya, bahwa masih banyak orang jenius di dunia. David mulai menyadari ada yang tak beres. Dia meminta kembali USB itu, tapi Prof Chan bertanya, “Untuk apa?” David bilang, “Saya ingin dikembalikan saja.”

Prof Chan menolak. Kata dia, USB itu akan dijadikan barang bukti bahwa David telah melakukan pelanggaran, menjiplak karya orang lain sebagai skripsinya. “Silakan saja. Saya tak takut. Saya akan buktikan itu tidak benar..!” tantang David sambil hendak keluar ruangan.

Melihat David tidak takut pada ancamannya, Prof Chan mengubah strategi. Dia menawarkan opsi lain berupa uang dalam jumlah banyak. David tetap menolak. Prof Chan emosi dan menghunuskan pisau ke punggung David. David berteriak minta tolong. Suaranya terdengar oleh Zhou yang akan memulai kerjanya hari itu.

David yang terluka, berusaha melawan. Tapi sebuah sabetan lagi mengenai lehernya. Dia tersungkur. Dengan tubuh berlumur darah, David membuka pintu dan keluar. Zhou berdiri tepat di depan pintu. Dia sangat terkejut. David terus berlari. Sempoyongan. Akhirnya terjatuh dari balkon lantai 4 dan langsung tewas.
Zhou sangat syok. Tapi Prof Chan memerintahkan dia masuk ruangan dan bertanya, “Kamu melihat semuanya?”Zhou membantah. Prof Chan mengancamnya, sehingga dia pun berjanji akan tutup mulut. Profesor licik itu memerintahkan Zhou menusuk punggungnya menggunakan pisau. Zhou menurut saja. Tusukan itu hendak dijadikan alibi seolah-olah David telah menyerangnya. eddy mesakh/tribun Batam

Sumber Surya

Komentar Mas Guru : ternyata propesor juga manusia, punya sikap licik,culas dan kejam. Kayak manusia laen yang ndak pernah makan sekolahan.

No comments: